sekilasdunia.com - Hubungan antarnegara dalam aliansi BRICS tengah diuji. India dilaporkan mulai mempertimbangkan untuk keluar dari kelompok tersebut menyusul ketegangan diplomatik yang terus memburuk terutama setelah China secara terbuka menunjukkan dukungannya terhadap Pakistan.
Situasi ini menjadi pukulan baru bagi kekompakan BRICS, aliansi yang terdiri atas Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Ketegangan lama antara India dan China terkait perbatasan di Himalaya belum sepenuhnya reda, kini diperparah oleh sikap Beijing yang semakin akrab dengan Islamabad. India dan Pakistan memiliki sejarah panjang konflik, khususnya di wilayah Kashmir. Sikap China yang dianggap membela Pakistan dalam sejumlah isu regional dipandang India sebagai bentuk tekanan politik dan diplomatik yang tak bisa diabaikan.
Hubungan ini semakin kompleks dengan situasi geopolitik global yang berubah sejak kembalinya Donald Trump ke kursi Presiden Amerika Serikat awal tahun ini. Trump membawa kembali kebijakan luar negeri proteksionis dan memperketat hubungan dagang dengan berbagai blok ekonomi, termasuk BRICS.
Trump bahkan disebut mengancam menerapkan tarif hingga 150% terhadap negara-negara anggota BRICS. Ancaman ini semakin menambah tekanan terhadap India yang secara historis memiliki hubungan dagang kuat dengan AS.
Di tengah tekanan ini, BRICS terus mendorong agenda dedolarisasi, sebuah inisiatif untuk mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS dalam transaksi internasional. India, yang merasa posisinya lebih diuntungkan jika tetap menjalin kemitraan strategis dengan AS, secara terang-terangan menolak ikut serta dalam rencana tersebut.
Menurut laporan terbaru, India menyatakan bahwa mereka tidak tertarik untuk terlibat dalam agenda dedolarisasi yang digagas oleh BRICS. Penolakan ini bertolak belakang dengan posisi China, Rusia, Brasil, dan Afrika Selatan yang mendukung penuh pengurangan dominasi dolar.
Sikap India ini dinilai semakin mengasingkannya dari inti kebijakan BRICS. Di saat negara-negara anggota lainnya semakin solid dalam mendorong dedolarisasi, India memilih jalur yang berbeda dengan menempatkan kepentingan nasional di atas konsensus kolektif.
Kedekatan China dengan Pakistan memperburuk persepsi India bahwa BRICS kini lebih mengakomodasi kepentingan Beijing. Para analis menyebut, jika tren ini terus berlanjut, India bukan hanya menjadi minoritas dalam pengambilan keputusan tetapi juga akan kehilangan posisi strategis dalam aliansi. Dilansir dari Watcher Guru, situasi ini mendorong spekulasi bahwa India sedang mempertimbangkan hengkang dari BRICS.
Meskipun belum ada pernyataan resmi dari pemerintah India, sejumlah pakar menyebutkan keputusan tersebut bisa diumumkan jika ketegangan tidak mereda dalam waktu dekat. Mundurnya India, jika benar terjadi akan menjadi preseden penting dalam sejarah BRICS. India merupakan salah satu ekonomi terbesar di Asia, dan kepergiannya dapat melemahkan pengaruh kolektif aliansi di panggung global.
KTT BRICS berikutnya akan menjadi panggung penting untuk menguji soliditas internal kelompok ini. Apakah perbedaan pandangan dapat dijembatani atau justru menjadi awal dari perpecahan terbuka, masih akan sangat bergantung pada diplomasi yang berlangsung dalam beberapa bulan ke depan.
« Prev Post
Next Post »