Puan Tanggapi Serius Peringatan UNESCO Akan Cabut Status Geopark Toba

sekilasdunia.com - Ketua DPR RI Puan Maharani mendesak pemerintah segera menindaklanjuti peringatan UNESCO, yang memberikan kartu kuning untuk status Geopark Kaldera Toba di Sumatera Utara. Puan mengatakan, langkah konkret dan terkoordinasi dari seluruh pemangku kepentingan harus segera dijalankan, demi mencegah pencabutan status UNESCO Global Geopark terhadap Kaldera Toba. 

"DPR mengingatkan dengan tegas seluruh pemangku kepentingan, baik di tingkat pusat maupun daerah untuk segera melakukan langkah konkret dan terkoordinasi menyelamatkan status UNESCO Global Geopark (UGGp) Kaldera Toba yang kini terancam dicabut," ujar Puan dalam siaran pers, Kamis (22/5/2025).

Adapun ancaman pencabutan status itu muncul karena pihak pengelola Geopark Kaldera Toba dianggap tidak mengoptimalkan masa pembenahan dua tahun yang diberikan UNESCO. Berdasarkan informasi yang didapatkan Puan, UNESCO telah memberikan peringatan atau kartu kuning soal Geopark Kaldera Toba sejak 2023 lalu.

Ketika itu, UNESCO juga memberikan empat rekomendasi utama dalam perbaikan tata kelola Geopark Kaldera Toba, antara lain peningkatan kegiatan edukasi berbasis riset, revitalisasi, dan optimalisasi badan pengelola. 

"Kalau status UNESCO Global Geopark (UGGp) sampai dicabut, ini bukan hanya kegagalan administratif, tetapi pukulan telak terhadap kredibilitas kita sebagai negara yang menjadikan pariwisata sebagai sektor strategis nasional,” kata Puan.

Oleh karena itu, Puan mengingatkan pemerintah pusat bersama Pemerintah Provinsi Sumatera Utara untuk bekerja secara maksimal dalam memenuhi rekomendasi UNESCO. Politikus PDI-P itu pun memastikan bahwa DPR mendukung penuh segala intervensi yang dilakukan, guna mempertahankan status keanggotaan Kaldera Toba di UNESCO. 

"Ini urusan serius, jangan sampai tersandera oleh ketidaksinkronan birokrasi. Rekomendasi UNESCO harus dilakukan secara terukur, transparan, dan akuntabel,” pungkasnya

Diberitakan sebelumnya, status keanggotaan Geopark Kaldera Toba sebagai bagian dari UNESCO Global Geopark (UGGp) kini berada di ujung tanduk. Dua tahun setelah peringatan "kartu kuning" yang dikeluarkan UNESCO pada September 2023, pengelolaan kawasan tersebut dinilai belum menunjukkan kemajuan berarti. Hal ini disampaikan oleh Ketua Pusat Studi Geopark Indonesia, Wilmar E Simandjorang. 

"Waktu yang tersisa untuk melakukan pembenahan tinggal satu bulan lagi sebelum kedatangan tim asesor dari UNESCO pada Juni ini. Namun, hingga saat ini belum ada pembenahan yang berarti. Organisasi badan pengelola juga tidak berjalan selama dua tahun ini," ujar Wilmar pada Senin (12/5/2025).

Geopark Kaldera Toba resmi masuk dalam jaringan UGGp pada 7 Juli 2020. Keanggotaan ini menjadi pengakuan dunia terhadap keunikan geologi kawasan Danau Toba dan menjadi peluang besar bagi pembangunan berkelanjutan yang mencakup tiga pilar utama: konservasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat.

Previous
« Prev Post

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *