KRI Brawijaya 320 Kapal Perang Terbaru Indonesia Diluncurkan Dari Italia Menuju Tanah Air

sekilasdunia.com - Tepat pada akhir bulan Juli 2025 lalu, KRI Brawijaya 320 kapal perang baru yang Indonesia beli dari Italia telah resmi berlayar menuju tanah air.

Sesuai dengan jadwal, KRI Brawijaya 320 akan berlayar kurang lebih selama sebulan kemudian tiba di Indonesia pada bulan September mendatang.

“Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) RI Laksamana Madya TNI Denih Hendrata mengatakan KRI Brawijaya 320 berangkat dari Italia menuju Indonesia pada hari Selasa (29/7/25).

Pangkoarmada RI pun mengungkap tanggal pasti kapal perang baru ini akan tiba di tanah air.

“Pangkoarmada RI Denih melanjutkan, kapal tersebut akan sampai ke Pangkalan Koarmada II di Surabaya pada 10 September 2025. Denih berharap kapal perang itu dapat memperkuat pertahanan TNI AL dalam menjaga wilayah laut Indonesia”, pungkasnya.

Sebagai pengingat, KRI Brawijaya 320 adalah 1 dari 2 kapal perang yang Indonesia beli dari Italia.

Indonesia dan Italia sudah berembuk membahas soal pengadaan 2 kapal perang ini sejak tahun 2023.

Pada akhirnya, finalisasi terjadi di tahun depannya, di mana Indonesia resmi membeli 2 kapal perang dari Italia, KRI Brawijaya 320 dan KRI Prabu Siliwangi 321 pada bulan Maret 2024.

Sebagai kapal perang pertama, KRI Brawijaya 320 lah yang akan Indonesia terima pertama kali.

Satu hal yang paling diingat dari kapal perang baru ini adalah panjangnya.

Pasalnya, KRI Brawijaya 320 maupun KRI Prabu Siliwangi 321bakal menjadi kapal terpanjang dibandingkan armada kapal perang TNI AL saat ini.

“Ini panjangnya 143 meter dan merupakan yang terpanjang yang kita miliki”, kata Kepala Staf AL (KASAL) Muhammad Ali.

Benar saja, sebuah foto dari atas Laut Mediterania menunjukkan ukuran sebenarnya KRI Brawijaya 320 dibandingkan kapal perang TNI AL lainnya.

Tepat pada hari Sabtu (2/8/25), KRI Brawijaya 320 menggelar latihan Passing Exercise (Passex) di Laut Mediterania di tengah perjalanannya menuju Indonesia.

KRI Brawijaya 320 tidak sendiri, latihan Passex ini juga melibatkan KRI Sultan Iskandar Muda 367

“KRI Brawijaya 320 dan KRI Sultan Iskandar Muda 367 menggelar latihan Passing Exercise (Passex), Sabtu (2/8/25).

Latihan ini adalah wujud sinergi dan kesiapan TNI AL dalam misi perdamaian PBB dan diplomasi pertahanan”, cuit Puspen TNI di X (3/8/25).

Menurut laporan TNI di laman resminya (3/8/25), latihan Passex berlangsung dari pukul 6 sampai 9.30 waktu setempat.

“Kegiatan yang berlangsung sejak pukul 6.00 hingga 9.30 waktu setempat ini tidak hanya menjadi sarana peningkatan interoperabilitas dan profesionalisme prajurit, tetapi juga merupakan manifestasi dari komitmen Indonesia dalam menjaga stabilitas kawasan dan menjalin kerja sama maritim yang konstruktif di lingkungan multinasional.

Latihan dilaksanakan secara terintegrasi, mencakup uji komunikasi antar kapal, manuver pendekatan logistik di laut, pengangkutan logistik dan personel antar kapal, perpindahan taktis personel, formasi lintas laut sebagai simbol kehormatan dan kerja sama, hingga latihan peperangan elektronik sebagai bagian dari kesiapsiagaan menghadapi tantangan kontemporer”, jelas TNI.

Seluruh rangkaian kegiatan berjalan dengan aman, tertib dan sukses, mencerminkan sinergi solid serta kesiapan operasional unsur-unsur KRI dalam mendukung tugas-tugas misi internasional.

Passex ini tidak hanya menunjukkan kemahiran teknis prajurit TNI AL di lapangan, tetapi juga menjadi wujud nyata diplomasi pertahanan Indonesia dalam memperkuat peran serta aktif di bawah bendera PBB.

TNI AL lewat unggahannya di Instagram (17/6/25) menjelaskan bahwa KRI Brawijaya 320 adalah kapal perang jenis PPA (Pattugliatore Polivalente d'Altura) atau kapal patroli lepas pantai.

Meski begitu, banyak pihak yang meyakini kemampuan yang dibawa KRI Brawijaya 320 sudah setara dengan kelas fregat.

Kapal perang ini memiliki panjang 143 meter, lebar 16,5 meter, dengan bobot mencapai 6.350 ton.

Kapal perang terpanjang TNI AL ini dapat menampung 171 kru dan 2 helikopter kecil macam SH90 atau 1 helikopter sedang seperti AW101.

Baik SH90 maupun AW101 sama-sama helikopter maritim yang dirancang untuk beroperasi di atas kapal perang.

Secara umum, peran dari kedua helikopter itu adalah untuk anti-kapal selam, anti-kapal, transportasi, hingga misi penyelamatan SAR.

Perbedaan paling mencolok di antara keduanya adalah pada ukuran, daya angkut, serta kelengkapan peralatan.

Selanjutnya, kapal PPA dilengkapi dengan Combat Management System (CMS) SADOC Mk.4 besutan Leonardo Italia.

CMS secara umum adalah software yang mengintegrasikan sensor, komunikasi, hingga persenjataan kapal perang.

Keberadaan CMS sangat krusial untuk membantu awak kapal mengoperasikan kapal perangnya di medan perang yang kompleks.

Kapal perang ini juga dilengkapi serangkaian sensor yang dapat mengenali mana musuh dan kawan.

Radar/sonar kapal perang ini juga melacak target di udara, permukaan, sampai bawah laut

Terakhir, kapal PPA pesanan Indonesia dilengkapi meriam 127/64 LW Vulcano dengan daya jangkau hingga 40 km dan meriam lebih kecil, 76/62 Strales Sovraponte untuk jarak menengah.

Sementara untuk pertahanannya, kapal ini dilengkapi 2 meriam otomatis 25mm untuk dukungan pertahanan jarak dekat.

Sedangkan untuk serangan beratnya, kapal perang baru TNI AL membawa rudal udara Aster 30 atau Scalp Naval, rudal anti-kapal, dan peluncur torpedo untuk menyasar kapal selam.

Previous
« Prev Post

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *