Turkiye Putus Hubungan Ekonomi Dan Tutup Ruang Udara Dengan Israel Demi Bela Palestina

 


sekilasdunia.com -  Turkiye telah menutup ruang udara untuk Israel, selain memutus hubungan ekonomi serta perdagangan. Menteri Luar Negeri Turkiye Hakan Fidan menyampaikan pada Jumat (29/8/2025) bahwa hal itu dilakukan sebagai bentuk protes atas eskalasi militer Israel dalam perang di Gaza, seperti yang dilansir dari Al Jazeera pada hari yang sama. 

Dalam sesi luar biasa parlemen Turkiye mengenai Gaza di hari itu, Fidan menyoroti bahwa Israel telah “melakukan genosida di Gaza selama dua tahun terakhir, mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan dasar di depan mata dunia”.

“Kami telah sepenuhnya memutus perdagangan kami dengan Israel. Kami tidak mengizinkan kapal Turkiye masuk ke pelabuhan Israel. Kami tidak mengizinkan pesawat mereka memasuki ruang udara kami,” kata Fidan. 

Media Turkiye melaporkan pekan lalu bahwa larangan lalu lintas maritim yang terkait dengan Israel telah diberlakukan, meskipun tidak ada pernyataan resmi dari pemerintah.

Menurut laporan, kapal-kapal Israel dilarang bersandar di Turkiye, dan kapal berbendera Turkiye tidak diizinkan masuk ke pelabuhan Israel.

Turkiye telah lama bersuara mengecam perang Israel terhadap Gaza, yang disebut Presiden Recep Tayyip Erdogan sebagai genosida. Erdogan juga menyamakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu seperti pemimpin Nazi Jerman, Adolf Hitler. 

Sejak Mei 2024, Ankara telah memutus hubungan perdagangan langsung dengan Israel, seraya menuntut gencatan senjata permanen dan masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza segera. Pada 2023, Ankara dicatat masih melakukan perdagangan senilai 7 miliar dollar AS (sekitar Rp 114,9 triliun) dengan Israel.

Kekhawatiran Turkiye meningkat terhadap Israel yang suka campur tangan Kecaman Menteri Luar Negeri Turkiye muncul di tengah hubungan yang semakin tegang antara kedua negara selama bertahun-tahun, menurut laporan reporter Resul Serdar Al Jazeera. “Ini bukan hanya soal krisis kemanusiaan yang terjadi di Gaza; Turkiye perlahan menilai Israel sebagai ancaman keamanan nasional,” jelas Serdar. Ia mencatat bahwa ekspansionisme Israel dan serangannya di Timur Tengah yang semakin meluas menjadi sumber kekhawatiran.

Terkait kasus di Suriah, Ankara menuduh Israel secara sengaja mengganggu upaya pemulihan negara tersebut setelah perang sipil selama 14 tahun dan penggulingan pemimpin lama Bashar al-Assad pada Desember lalu.

“Para diplomat di Ankara melihat bahwa jika Israel tidak dihentikan, pada akhirnya mungkin akan terjadi konfrontasi militer langsung antara kedua negara ini,” katanya.

Serdar menambahkan bahwa komentar Fidan juga menunjukkan bahwa Turkiye mencari dukungan dari Global South dan kekuatan lain untuk bertindak, di tengah dukungan Amerika Serikat dan Uni Eropa yang sebagian besar tidak goyah untuk Israel.

Langkah terbaru Turkiye membuat warga Israel semakin jengah dengan keputusan pemerintahan dalam negeri yang akan terus melancarkan perang di Gaza. “Semakin banyak warga Israel merasakan kerugian dari perang di Gaza yang tidak ada batas waktunya,” kata Akiva Eldar, analis politik Israel. “Turkiye bukan hanya negara lain yang memutuskan hubungannya dengan Israel. Turkiye telah menjadi sekutu Israel selama bertahun-tahun, pasar yang sangat penting untuk produk Israel,” kata Eldar kepada Al Jazeera dari Kiryat Shmona. Ia menambahkan bahwa Turkiye juga merupakan tujuan musim panas favorit banyak warga Israel.

“Kami merasakan semakin banyak…warga Israel merasa terisolasi dan (seperti) paria. Semakin banyak negara dan perusahaan memutuskan untuk menghentikan bisnis mereka dengan Israel,” ujarnya. Pada November lalu, pihak berwenang Turkiye menolak izin pesawat Presiden Israel Isaac Herzog memasuki ruang udara “Negeri Dua Benua” ini untuk perjalanan ke KTT internasional di Azerbaijan. 

“Sebagai warga Turkiye, kami harus mengambil sikap atas isu-isu tertentu,” kata Erdogan kemudian ketika ditanya tentang insiden tersebut. Hubungan Israel dan Turkiye memburuk sejak 2010, setelah serangan mematikan Israel terhadap armada bantuan menuju Gaza yang menewaskan 10 warga Turkiye. Pemantik terbaru adalah meninggalnya seorang aktivis Turkiye-Amerika, Aysenur Ezgi Eygi, akibat ditembak pasukan Israel saat ia unjuk rasa di Tepi Barat, yang diduduki pada September 2024.

Previous
« Prev Post

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *