sekilasdunia.com - Aksi damai di Nepal berubah menjadi ricuh pada Senin (8/9/2025) ketika massa mencoba menerobos barikade kawat berduri di sekitar kompleks parlemen Kathmandu.
Ya, polisi merespons dengan gas air mata, meriam air, peluru karet, bahkan diduga peluru tajam.
“Polisi menembak tanpa pandang bulu,” kata seorang pengunjuk rasa kepada Reuters.
Bahkan Reuters melaporkan, massa yang sebagian besar pelajar sekolah dan mahasiswa melempari polisi anti huru-hara dengan benda-benda, bahkan membakar ambulans serta pos polisi.
Banyak video yang beredar juga memperlihatkan rumah pribadi Perdana Menteri KP Sharma Oli dirusak dan dibakar oleh demonstran.
Dr Mohan Regmi, Direktur Eksekutif Rumah Sakit Layanan Sipil di Kathmandu, menyebut sedikitnya 22 orang meninggal dunia akibat bentrokan itu, Selasa (9/9/2025).
“Setidaknya 22 orang tewas,” ujarnya.
Lalu, data dari Kementerian Kesehatan Nepal mencatat lebih dari 400 orang luka-luka, termasuk lebih dari 100 anggota pasukan keamanan.
Aksi kekerasan akibat ricuh yang meluas tersebut, tentu memaksa bandara internasional di Kathmandu ditutup.
“Operasional bandara terdampak karena situasi kota yang memburuk,” kata juru bicara Otoritas Penerbangan Sipil Nepal, Gyanendra Bhul.
Demo Nepal mengirimkan gelombang protes yang semakin besar membuat Perdana Menteri KP Sharma Oli akhirnya menyatakan mundur dari jabatannya pada Selasa (9/9/2025).
Bahkan terdapat surat pengunduran diri yang diunggah ajudannya di media sosial, Oli menyebut langkah itu diambil karena situasi luar biasa di negara ini.
Tak hanya itu, Presiden Nepal, Ram Chandra Poudel pada hari yang sama meminta generasi muda menghentikan aksi kekerasan.
Ia juga sempat mengajak mereka untuk mencari jalan keluar lewat musyawarah dengan para massa aksi.
“Dalam demokrasi, tuntutan yang diajukan oleh warga negara dapat diselesaikan melalui perundingan dan dialog, termasuk melalui partisipasi perwakilan Generasi Z,” kata Poudel dalam pernyataan resmi.
Akan tetapi, tak lama setelah Oli mengundurkan diri, Poudel pun memilih langkah serupa. Ia menyatakan mundur dari jabatan Presiden hanya beberapa jam setelah pengunduran diri sang perdana menteri.
Menteri Dalam Negeri Nepal, Ramesh Lekhak, lebih dulu meletakkan jabatan pada Senin, disusul menteri pertanian, air, dan kesehatan sehari kemudian.
Kemudian Gagan Thapa, Sekretaris Jenderal Kongres Nepal, menegaskan partainya tidak bisa berdiam diri.
“Kongres Nepal tidak boleh, dan tidak bisa, tetap menjadi saksi dan mitra dalam situasi ini, bahkan untuk satu hari pun. Kongres Nepal harus segera mundur dari pemerintahan. Saya akan berupaya agar keputusan ini diambil dalam rapat partai,” ujarnya.
Lalu, kantor Hak Asasi Manusia PBB menyatakan terkejut atas jumlah korban tewas, dan mendesak adanya penyelidikan yang transparan.
Ada pula Amnesty International juga menilai penggunaan peluru tajam terhadap demonstran tidak bersenjata sebagai pelanggaran serius hukum internasional.
Tak hanya itu, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengimbau warganya di Nepal agar tetap berada di tempat tinggal masing-masing dan menunda perjalanan.
Kemudian, Nepal negara dengan populasi sekitar 30 juta jiwa, dikenal memiliki dinamika politik yang tidak stabil.
Bhakna sejak menghapus sistem monarki pada 2008, hal tersebut terjadi setelah perang saudara selama satu dekade. Nepal pada saat ini telah mengalami berkali-kali pergantian pemerintahan.
Kemudian, Analis kebijakan publik Universitas Kathmandu, Binay Mishra, mengatakan bahwa setelah pengunduran diri Oli, presiden akan memanggil parlemen untuk membentuk pemerintahan baru.
Berkibarnya Bendera One Piece pertama kali mencuat sebagai simbol perlawanan di Indonesia, beberapa pekan sebelum HUT ke-80 Kemerdekaan RI pada 17 Agustus.
Pada saat itu, bendera Jolly Roger Luffy berkibar di atas truk, pintu toko, bahkan berdampingan dengan bendera Merah Putih
Tentu saja fenomena tersebut sempat menuai perhatian pejabat.
Bahkan, Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, bahkan menyebut pengibaran bendera One Piece sebagai “gerakan sistematis” yang bisa mengancam persatuan nasional.
Pasalnya dalam dunia fiksi One Piece, bendera bajak laut Topi Jerami adalah simbol hidup bebas di lautan, mengejar mimpi tanpa tunduk pada aturan dunia.
Filosofi tersebut juga yang membuatnya dekat dengan hati anak muda di kawasan Benua Asia, termasuk Indonesia.
« Prev Post
Next Post »