Kemenag: 101.786 Guru Madrasah dan Pendidikan Agama Lulus PPG
On November 12, 2025

sekilasdunia.com - Kementerian Agama (Kemenag) mengumumkan 101.786 guru madrasah dan guru pendidikan agama di sekolah dinyatakan lulus Pendidikan Profesi Guru (PPG) Dalam Jabatan Angkatan 3 sebagai kado jelang peringatan Hari Guru pada 25 November.
"Guru adalah pahlawan masa kini. Mereka berjuang bukan di medan perang, tapi di ruang kelas, menanamkan nilai, membangun karakter, dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Kelulusan PPG ini adalah bentuk penghargaan negara atas perjuangan mereka," ujar Menteri Agama atau Menag Nasaruddin Umar di Jakarta, Rabu (12/11/2025).
Dia menjabarkan, guru yang dinyatakan lulus PPG terdiri atas 140 guru Pendidikan Agama Buddha, 2.369 guru Pendidikan Agama Hindu, 68.601 guru Pendidikan Agama Islam, 4.250 guru Pendidikan Agama Katolik, 7.436 guru Pendidikan Agama Kristen, dan 18.990 guru madrasah.
"Kelulusan ini menjadi peristiwa penting bagi upaya Kemenag untuk terus meningkatkan profesionalisme dan kesejahteraan guru agama di Indonesia," terang Menag Nasaruddin Umar.
Menurut dia, para guru yang lulus PPG 2025 akan menerima sertifikat dan nomor registrasi guru (NRG) sebagai syarat pencairan tunjangan profesi guru (TPG) mulai 2026.
Nasaruddin mengatakan, bagi guru ASN (PNS dan PPPK), tunjangan diberikan sebesar satu kali gaji pokok per bulan, sedangkan guru non-ASN akan memperoleh Rp2.000.000 per bulan, meningkat dari sebelumnya Rp1.500.000.
"Kenaikan tunjangan bagi guru non-ASN adalah wujud nyata perhatian pemerintah terhadap kesejahteraan guru. Kemenag akan terus memperjuangkan hak-hak para pendidik, terutama guru agama yang menjadi penjaga moral bangsa," tandas Nasaruddin.
Kemudian, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag Amien Suyitno mengatakan, kelulusan 101.786 guru madrasah dan guru pendidikan agama di sekolah dalam PPG Angkatan 3 ini merupakan hasil sinergi antara berbagai pihak.
Antara lain, kata dia, Kemenag, Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), pemerintah daerah (pemda), dan lembaga pendukung, seperti Baznas.
"Fokus utama kami adalah menuntaskan PPG Daljab (Dalam Jabatan) bagi guru pendidikan agama di sekolah, agar mereka memiliki kompetensi profesional dan layak mendapatkan pengakuan formal sebagai pendidik profesional," ucap Suyitno.
Setelah PPG Angkatan 3, Kemenag akan memusatkan perhatian pada peningkatan mutu pembinaan dan pelatihan berkelanjutan bagi para guru agama.
"Langkah ini diharapkan memastikan bahwa sertifikasi profesi bukan hanya bersifat administratif, tetapi berdampak langsung terhadap peningkatan mutu pembelajaran agama di sekolah," tutup Suyitno.
Sebelumnya, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti menyampaikan semua guru wajib memiliki tugas bimbingan konseling (BK) untuk para siswa di sekolahnya. Hal ini untuk mencegah adanya kasus perundungan dan kekerasan di lingkungan sekolah.
"Nanti di dalam kebijakan kami sudah ada kan semua guru itu harus punya tugas bimbingan konseling," kata Mu'ti kepada wartawan, Selasa 11 November 2025.
Dia menyampaikan aturan ini berlaku untuk semua guru di semua bidang, tak hanya guru BK saja.
Selain itu, kata Mu'ti, ada guru wali yang bertugas untuk mengenali potensi para siswa, memitigasi dan berdialog dengan murid, serta menjadi penghubung antara sekolah dengan orang tua.
"Membicarakan berbagai macam persoalan yang selama ini kan komunikasi antara orang tua dengan sekolah belum terjalin dengan baik. Beberapa sekolah sudah melakukan dan sekolah melakukan itu ternyata kan tidak ada masalah karena komunikasi yang baik itu," tuturnya.
Mu'ti menekankan pentingnya komunikasi yang baik antara guru dengan murid. Hal ini agar murid merasa berasa di rumah saat berada di sekolah dan tak merasa terasingkan apapun kondisi mereka.
"Agar anak-anak ini merasa at home di sekolah dan keberadaannya diterima apapun keadaan fisiknya, apapun keadaan ekonominya dan mungkin juga capaian akademiknya," ucap Mu'ti.
Menurut Mu'ti, murid yang menjadi korban perundungan di sekolah disebabkan karena mereka dianggap lemah dibandingkan murid lainnya. Untuk itu, Mu'ti meminta sekolah melakukan pendekatan bimbingan dan spiritual kepada para murid.
"Karena ini juga perlu mendapatkan bimbingan dan spiritualitas ini adalah bagian penting dari tujuan pendidikan nasional pendidikan nasional itu kan tujuannya diantaranya adalah membangun generasi yang beriman dan bertakwa dan berakhlak mulia. Nah, ini yang coba kita bangun," ujarnya.
Di sisi lain, Mu'ti mendorong adanya duta anti kekerasan di sekolah. Nantinya, mereka dapat menjadi influencer atau pemengaruh di kalangan pelajar.
"Mereka ini akan menjadi semacam influencer di kalangan sesama pelajar untuk bagaimana mereka ini membina relasi yang lebih saling menghormati, relasi yang lebih terbuka, dan sekali lagi saling menerima diantara semua murid dengan berbagai perbedaan," pungkas Mu'ti.




.jpg)
