HEADLINE NEWS

Kategori

Subscribe Here!

Enter your email address. It;s free!

Delivered by FeedBurner

Cari Blog Ini

Kematian Corona di AS Tembus 50 Ribu




sekilasdunia.com - Korban tewas di Amerika Serikat akibat virus corona 50.000 pada hari Jumat. Hal itu berdasarkan penghitungan berjalan yang dilakukan oleh Universitas Johns Hopkins.

Dilansir dari AFP, Sabtu (25/4/2020), peneliti menyebut angka kematian akibat virus corona hingga saat ini mencapai 50.031 orang. Sedangkan kasus terkonfirmasi positif virus corona di AS tercatat lebih dari 870.000 kasus.

Amerika Serikat adalah yang paling terpukul dari negara mana pun di dunia saat pandemi corona. Dalam 24 jam hingga pukul 00.30 GMT Jumat, 3.176 orang meninggal karena COVID-19, menurut Johns Hopkins - salah satu hari paling mematikan yang tercatat di mana saja sejak awal pandemi.

Meskipun angka yang mengkhawatirkan, beberapa negara bagian AS seperti Georgia dan Texas sedang bersiap untuk membuka kembali beberapa bisnis ketika kebijakan lockdown dilonggarkan.

Kebijakan Gubernur Georgia Brian Kemp yang melonggarkan kebijakan lockdown di wilayahnya itu mendapat kritik dari Presiden President Donald Trump. Kemp disebut telah melangkah terlalu cepat.

"Spa, salon kecantikan, studio tato, dan salon rambut seharusnya lebih bersabar lagi," kata Trump di akun Twitternya, seperti dilansir dari AFP.

Di sisi lain, Trump mengatakan telah menginstruksikan Kemp untuk melakukan apa yang terbaik bagi rakyat Georgia dan Amerika.

Pesan mendua dari Presiden Trump tersebut semakin menambah daftar kontroversinya dalam menanggulangi virus corona.

Sebelumnya Trump menuai kritik karena menyarankan suntik disinfektan pada tubuh untuk mencegah warganya tertular virus corona, yang kemudian ia klarifikasi sebagai sebuah candaan sarkastis.

Sejumlah negara bagian di Amerika Serikat menerapkan kebijakan lockdown untuk menekan penularan virus corona.

New York yang menjadi episentrum corona di Amerika, merupakan salah satu negara bagian pertama yang menerapkan lockdown. Langkah New York diikuti negara bagian lain termasuk Georgia. Namun, kebijakan lockdown memantik polemik antara negara bagian dan pemerintah.

Dalam beberapa kesempatan Trump juga telah melontarkan kritik terhadap Gubernur Kemp.

Langkah Georgia melonggarkan lockdown dengan mengizinkan gerai-gerai bisnis kembali beroperasi, disebut sebagai upaya paling agresif di antara negara bagian lain.

Restoran, teater, dan klub-klub privat diizinkan kembali buka sejak Senin, dengan syarat tetap memberlakukan protokol kesehatan seperti social distancing dan penggunaan masker.

Namun ada kekhawatiran kebijakan tersebut memicu gelombang kedua penularan virus corona. Jumlah kasus positif corona di Georgia sendiri lebih rendah ketimbang New York, namun tetap mencatat angka signifikan.

Georgia tercatat memiliki 21.800 kasus positif pada Kamis, dengan 881 kematian.

Sementara total kasus di AS per hari ini berdasarkan data John Hopkins University & Medicine, tercatat 884.004 kasus positif. Dari jumlah itu ada 50.360 orang tewas dan 81.536 orang dinyatakan sembuh. (ims)

Previous
« Prev Post

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *