PBB Serukan Jeda Kemanusiaan Yang Mendesak Di Gaza

sekilasdunia.com - Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Rabu, (15/11/2023) menyerukan jeda kemanusiaan yang mendesak dan diperpanjang dalam pertempuran antara Israel dan militan Hamas Palestina di Jalur Gaza selama "jumlah hari yang cukup" untuk memungkinkan akses bantuan.

Dilansir dari AFP, Kamis (16/11/2023), sebanyak 12 negara mendukung resolusi tersebut. Sementara tiga negara abstain, yakni Amerika Serikat, Inggris dan Rusia.

Setelah serangan militan Hamas terhadap Israel pada tanggal 7 Oktober, dan pemboman balasan Israel di Jalur Gaza, DK PBB mencoba untuk mengadopsi semacam resolusi.

Namun empat rancangan resolusi tersebut gagal pada bulan Oktober, sehingga mengungkap perpecahan yang telah lama ada dalam konflik Israel-Palestina, dengan Rusia dan China di satu sisi dan Amerika Serikat di sisi lain.

Kemudian pada 27 Oktober, Majelis Umum PBB membuat teks tidak mengikat yang menyerukan "gencatan senjata kemanusiaan segera." Amerika Serikat dan Israel menentang teks tersebut, yang tidak menyebutkan Hamas.

Dengan 10 anggota tidak tetapnya yang memimpin, Dewan Keamanan meluncurkan perundingan baru mengenai sebuah resolusi, namun perundingan tersebut terhenti pada kata-kata yang digunakan untuk menyerukan penghentian pertempuran.

Amerika Serikat menentang penggunaan istilah "gencatan senjata", kata para diplomat. Istilah lain yang muncul adalah "gencatan senjata" dan "jeda".

"Saya tahu kita semua kecewa dengan kelambanan Dewan Keamanan dalam 40 hari terakhir," kata Duta Besar Tiongkok untuk PBB Jun Zhang.

Resolusi yang disahkan pada hari Rabu menyebutkan anak-anak di hampir setiap paragraf, termasuk "tuntutan agar semua pihak mematuhi kewajiban mereka berdasarkan hukum internasional... terutama berkaitan dengan perlindungan warga sipil, terutama anak-anak."

Pernyataan tersebut juga menyerukan pembebasan segera dan tanpa syarat semua sandera yang ditahan oleh Hamas dan kelompok lain, terutama anak-anak.

Utusan Malta untuk PBB Vanessa Frazier mengatakan "anggota Dewan Keamanan bersatu dalam menginginkan suara."

Meskipun mengakui "perbedaan" antara posisi mereka, ia mengatakan semua 15 anggota memiliki "keinginan untuk menyelamatkan nyawa dan memberikan kelonggaran" kepada warga sipil.

(ims)

Previous
« Prev Post

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *